Siapa yang tidak kenal uang? Semua orang mengenalnya, tanpa harus kenalanpun pasti sudah kenal,heeeeeeeeeeeee… mungkin sebagian orang ada yang beranggapan bahwa uang adalah sumber penghidupan yang utama, tanpa uang tak bisa berbuat apa-apa, dst. Uang merupakan bagian dari rizki yang ditipkan kepada kita untuk memenuhi kebutuhan hidup kita, dari mulai ujung rambut sampai telapak kaki, dari mulai dapur sampai pekarangan rumah, dsb. Waktu demi waktu kita luangkan dan kita gunakan untuk mencari uang, sehingga ada aksioma P7 = Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas Pasan. Sobat, pernahkah terlintas dari pikiran ingin beli mobil seperti orang lain? Sering kali ya, termasuk saya,heeeee… tapi gak apa-apalah manusiawi, iya ga?
Ada sebuah cerita bahwasannya ada seorang karyawan yang bekerja disebuah perusahaan besar dengan status karyawan dan gajinyapun sangat menggiurkan, dia hidupnya senang, mau apapun terpenuhi. Tapi mengundurkan diri dari perusahaan tersebut dan berpindah ke perusahaan lain yang masih berkembang dan jabatannyapun hanya sebagai pegawai kontrak. Tak lama kemudian ada sahabat yang lain bertanya-tanya kepadanya. Kenapa kamu pindah dari kerjaan yang pertama padahal sudah enak, status karyawan, gaji diatas UMR, banyak tunjangan dan uang tipnya, daripada disini (kerjaan kedua) status kontrak, gaji hanya UMR, tidak ada tunjangan dan tidak ada uang tip? Lalu diapun menjawab sudah tidak nyaman.
Karena yang bertanyapun merasa tidak puas dengan jawabannya, lalu bertanya lagi kenapa tidak nyaman? Sehingga dijawabnya; kerjaanku memang enak, tak banyak masalah, tak banyak tuntutan, gaji gede, dst. Tapi justru saya kerja ditempat itu karena saya punya temen kerja yang tidak bener. Melakukan pembelian barang ke supplier dengan menggunakan 2 bon, yang satu ditulis dengan harga standar, yang satu ditulis dengan harga sendiri (dibuat-buat). Sebelum melakukan pembelian beliau koordinasi dulu dengan suppliernya supaya diberikan harga khusus dan dibuatkan 2 bon. Bon yang harga standar kami pegang sedangkan bon yang harga sendiri kami berikan kepada bos, kemudian selisih dari harga standar dengan harga sendiri itu kami bagi berdua.
Lalu yang bertanyapun bertanya lagi, kamu kan dapat bagian keuntungannya? Dan dijawabnya; iya memang dapat keuntungan, tapi cara yang seperti itu kan tidak baik, kita membohongi perusahaan kita sendiri, mending disini kecil tapi bermanfaat, biar sedikit tapi halal.
Created by Hafidz Ma’mun
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan isikan komentar Anda untuk kemajuan Blog ini. Jika Anda menyukai artikel ini, silahkan Copy Paste Artikel ini jika dianggap bermanfaat, tetapi dengan menyertakan Link Sumbernya (link hidup).